Senin, 17 Agustus 2020

BAB I PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL (PERTEMUAN 2 ) 'Klasifikasi Kelompok Sosial'

 


Setelah mempelajari faktor faktor pembentukkan kelompok sosial, maka dapat diklasifikasikan bentuk bentuk kelompok sosial yaitu sebagai berikut:

1.        Menurut Durkheim kelompok dibedakan berdasarkan ada atau tidaknya pembagian kerja dalam kelompok. Kelompok ini dibedakan menjadi:

a.       Solidaritas mekanik

merupakan ciri dari masyarakat yang masih sederhana dan belum mengenal pembagian kerja. Dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik yang diutamakan adalah persamaan perilaku dan sikap. Seluruh masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif yaitu kesadaran bersama yang memiliki 3 karakteristik, yaitu mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, ada di luar warga yang bersifat memaksa, pelanggaran akan dikenai hukuman represif (pidana) tujuannyauntuk memulihkan kondisi yang tidak seimbang akibat perilaku menyimpang

b.      Solidaritas organik

merupakan bentuk solidaritas yang telah mengenal unsur pembagian kerja. Bentuk solidaritas ini bersifat mengikat sehingga unsur-unsur dalam masyarakat saling bergantung. Ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif, melainkan kesepakatan yang terjalin diantar berbagai profesi. Hukum yang menonjol adalah hukum perdata yaitu sanksi terhadap pelanggaran bersifat restitutif yaitu harus ganti rugi terhadap orang yang dirugikan untuk mengembalikan keseimbangan yang telah dilanggar.

2.        Menurut Ferdinand Tonnies

kelompok dibedakan menjadi :

a. Gemeinschaft (paguyuban)

adalah bentuk kehidupan masyarakat pedesaan/masih tradisional, dimana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah, serta kekal. Dasar hubungan tersebut adalah rasa cinta dan rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Bentuk paguyuban terutama akan dijumpai di dalam keluarga, kelompok kekerabatan, rukun tetangga, dan sebagainya.  Secara umum ciri-ciri paguyuban adalah:

a.       Intimate, yaitu hubungan yang bersifat menyeluruh dan mesra

b.      Private, yaitu hubungan yang bersifat pribadi

c.       Exclusive, yaitu hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan tidak untuk orang lain di luar “kita”


Ferdinand Tonnies membedakan masyarakat gemeinschaft menjadi tiga jenis yaitu sebagai berikut:

a.       Paguyuban karena ikatan darah (gemeinschaft by blood), yaitu gemeinschaft atau paguyuban yang merupakan ikatan yang didasarkan pada ikatan darah atau keturunan. Misalnya keluarga dan kelompok kekerabatan.

b.      Paguyuban karena tempat (gemeinschaft of place), yaitu suatu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong-menolong. Misalnya kelompok arisan, rukun tetangga.

c.       Paguyuban karena jiwa pikiran (gemeinschaft of mind), yaitu paguyuban yang terdiri atas orang-orang yang walaupun tidak mempunyai hubungan darah ataupun tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa, pikiran, dan ideologi yang sama. Ikatan pada paguyuban ini biasanya tidak sekuat paguyuban karena darah atau keturunan.

 

a.      Gesellschaft (patembayan)

yaitu bentuk kehidupan bersama yang menunjukkan ikatan lahir, bersifat pokok, disatukan oleh kepentingan tertentu dan biasanya terbentuk dalam jangka waktu yang pendek, bersifat sementara dan semu. Hubungan antar individu bersifat lemah (superficial). Patembayan sebagai kumpulan orang-orangyang secara kebetulan hadir bersama, tetapi setiap orang tetap mandiri. Individu tetap bersatu meskipun hidup terpisah sebaliknya mereka terpisah meskipun ada faktor pemersatu. Contoh ikatan pekerja dalam dunia industri atau organisasi politik.

Ciri-ciri hubungan paguyuban dengan patembayan dapat diketahui dari tabel berikut:

Patembayan (gesselschaft)

Paguyuban (gemeinschaft)

Impersonal

Formal, kontraktual

Utilitarian

Realistis, “ketat”

Khusus

Personal

Informal

Tradisional

Sentimental

Umum

 

3.        Menurut Charles H. Coooley

kelompok dibedakan berdasarkan ada tidaknya ciri saling mengenal atau kerjasama yang erat dan bersifat personal diantara anggotanya. Kelompok tersebut dibedakan menjadi:

a.         Kelompok primer: kelompok ini ditandai dengan pergaulan kerjasama dan tatap muka yang intim. Pergaulan yang intim ini menghasilkan keterpaduan individu dalam satu kesatuan, membuat seseorang hidup dan memiliki tujuan kelompok bersama. Misalnya keluarga, rukun warga dan teman bermain pada masa kecil.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas, maka selanjutnya Cooley menerangkan kelompok primer berdasarkan atas 3 tinjauan sebagai berikut:

v  Kondisi-kondisi fisik kelompok primer

1.      Tidak cukup hanya hubungan saling mengenal saja, akan tetapi yang terpenting adalah bahwa anggota-anggota secara fisik harus saling berdekatan.

2.      Jumlah anggotanya harus kecil, agar supaya mereka dapat saling kenal dan saling bertemu muka.

3.      Hubungan antara anggota-anggota agak permanen.


v  Sifat-sifat hubungan kelompok primer

1.      Sifat utama hubungan primer, yaitu adanya kesamaan tujuan di antara para anggotanya yang berarti bahwa masing-masing individu mempunyai keinginan dan sikap yang sama dalam usahanya untuk mencapai tujuan, serta salah satu pihak harus rela berkorban demi untuk kepentingan pihak lainnya.

2.      Hubungan primer ini harus secara sukarela, sehingga pihak-pihak yang bersangkutan tidak merasakan adanya penekanan-penekanan melainkan semua anggota akan merasakan adanya kebebasan.

3.      Hubungan primer bersifat dan juga inklusif, artinya hubungan yang diadakan itu harus melekat pada kepribadian seseorang dan tidak dapat digantikan oleh orang lain, dan bagi mereka yang mengadakan hubungan harus menyangkut segala kepribadiannya, misalnya perasaannya, sifat-siifatnya, dan sebagainya.

 

b. Kelompok sekunder merupakan kelompok yang terdiri dari banyak orang, bersama siapa hubungannya tidak perlu berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya tidak begitu langgeng, bersifat formal dan berciri kelembagaan.Kelompok sekunder merupakan kebalikan dari kelompok primer baik mengenai kondisi maupun sifat-sifatnya, sehingga kelompok sekunder mempunyai kondisi dan sifat-sifat sebagai berikut:

1.      Jumlah anggotanya banyak, sehingga anggotanya tidak saling mengenal.

2.      Hubungan renggang di mana anggotanya tidak perlu saling mengenal secara pribadi.

3.      Sifatnya tidak permanen.

4.      Hubung cenderung pada hubungan formil, karena sedikit sekali terdapat kontak di antara para anggotanya, dan baru terdapat kontak apabila ada kepentingan dan tujuan tertentu saja.

Contoh dari kelompok sekunder yaitu hubungan kontrak jual beli, koperasi, partai politik dan lain sebagainya.


4. Menurut Summer

Kelompok sosial oleh WG.Summer dibedakan atas derajat interaksi yaitu :

a.  Kelompok In Group (kelompok dalam) merupakan kelompok sosial yang dijadikan tempat oleh individu-individunya untuk mengidentifikasikan dirinya, anggotanya saling simpati dan memiliki perasaan kedekatan satu dengan lainnya yang dikenal dengan feeling in group. Contoh seringnya siswa berinteraksi di sekolah , membuat para siswa sudah mengidentifikasi dirinya sebagai anggota kelompok dalam

b. Kelompok Out Group (kelompok luar) merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan in group, jelasnya kelompok sosial di luar anggotanya disebut out group atau kelompok yang berada diluar suatu kelompok yang ditandai oleh antagonisme, prasangka atau antipati. Contoh pada saat masa perjuangan kemerdekaan indonesia, pasukan Belanda di mata para pejuang kemerdekaan indonesia merupakan out-grup yaitu merupakan kelompok sosial yang oleh individunya diartikan sebagai lawan atau kelompok luar kelompok in-grup

 

5.      Menurut Robert K. Merton kelompok sosial dibedakan menjadi:

a.    Membership Group yaitu kelompok dengan anggota-anggota yang tercatat secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Ukuran utama keanggotaan seseorang pada kelompok adalah tingkat interaksinya dengan kelompok tersebut.

b.   Referensi Group yaitu kelompok yang dijadikan acuan dalam bertindak dan berprilaku bagi seseorang, dimana seseorang tidak perlu menjadi anggota dalam kelompok acuan tersebut. Robert K Merton mengemukakan tipe umum reference group yaitu sebagai berikut:

1. Tipe normatif (normative type), yang menentukan dasar-dasar dan sumber nilai   bagi kepribadian individu.

2. Tipe perbandingan (comparison type), merupakan pegangan individu dalam menilai kepribadiannya dan merupakan perbandingan untuk menentukan kedudukan seseorang.


6.      Menurut J.A.A. Van Doorn kelompok sosial dibedakan menjadi:

a.      Formal group ialah kelompok sosial yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara sesama, serta memiliki struktur dan administrasi yang pasti, contohnyaorganisasi.

b.      Informal group ialah kelompok yang tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali, yang menjadi dasar pertemuan, kepentingan-kepentingan dan pengalaman-pengalaman yang sama, contohnya, klik (clique).


7.      Kelompok okupasional dan volunteer

a.      Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi kekerabatan, di mana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis. Okupasional diambil dari kata okupasi yang berarti menempati tempat atauobjek kosong yang tidak mempunyai penguasa, dalam hal ini dicontohkan kelompok tersebut adalah orang-orang yang dapat memonopoli suatu teknologi tertentu yang mempunyai patokan dan aturan tertentu. Contohnya, kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia, dan lain-lain.

 

b. Kelompok volunter yaitu kelompok yang memiliki kepentingan yang sama namun tidak mendapat atensi dari masyarakat. Kelompok ini dapat memenuhi kepentingan-kepentingan anggotanya secara individual, tanpa mengganggu kepentinganmasyarakat secara umum. Terjadinya kelompok volunter karena beberapa hal antara lain:

1) kebutuhan sandang dan pangan

2) kebutuhan keselamatan jiwa dan raga

3) kebutuhan akan harga diri

4) kebutuhan untuk dapat mengembangkan potensi diri

5) kebutuhan akan kasih sayang

Contohnya kelompok FPI, kelompok relawan bencana dan lain-lain.

8. Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur

a.Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antarmereka. Ciri- ciri kelompok teratur, antara lain:

• Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada nama kelompok, simbol kelompok,dll).

• Memiliki daftar anggota yang rinci.

• Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada pencapaian tujuan yang jelas.Memiliki prosedur keanggotaan.

Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan lain-lain.

b. Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macamantara lain:

1.    Kerumunan (Crowd)

Kerumunan adalah sekelompok individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang bersamaan. Ukuran utama adanya kerumunan adalah kehadiran orang-orang secara fisik. Sedikit banyaknya jumlah kerumunan adalah sejauh mata dapat melihat dan selama telingan dapat mendengarkannya. Kerumunan tersebut segera berakhir setelah orang-orangnya bubar. Oleh karena itu, kerumunan merupakan suatu kelompok sosial yang bersifat sementara (temporer).

Secara garis besar Kingsley Davis membedakan bentuk kerumunan menjadi:

a.    Kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial

Kerumunan ini dapat dibedakan menjadi:

1)    Khalayak penonton atau pendengar formal (formal audiences), merupakan kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan tujuan yang sama. Misalnya, menonton film, mengikuti kampanye politik dan sebagainya.

2)    Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (planned expressive group), yaitu kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu penting, akan tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam aktivitas kerumunan tersebut.

b.    Kerumunan yang bersifat sementara (Casual Crowd)

Kerumunan ini dibedakan menjadi:

1)    Kumpulan yang kurang menyenangkan (inconvenient aggregations).  Misalnya, orang yang sedang antri tiket, orang-orang yang menunggu kereta.

2)    Kumpulan orang-orang yang sedang dalam keadaan panik (panic crowds), yaitu orang-orang yang bersama-sama berusaha untuk menyelamatkan diri dari bahaya. Dorongan dalam diri individu-individu yang berkerumun tersebut mempunyai kecenderungan untuk mempertinggi rasa panik. Misalnya, ada kebakaran dan gempa bumi.

3)    Kerumunan penonton (spectator crowds), yaitu kerumunan yang terjadi karena ingin melihat kejadian tertentu. Misalnya, ingin melihat korban lalu lintas.

c.     Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum (Lawless Crowd)

Kerumunan ini dibedakan menjadi:

1)    Kerumunan yang bertindak emosional (acting mobs), yaitu kerumunan yang bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. Misalnya aksi demonstrasi dengan kekerasan.

2)    Kerumunan yang bersifat immoral (immoral crowds), yaitu kerumunan yang hampir sama dengan kelompok ekspresif. Bedanya adalah bertentangan dengan norma-norma masyarakat. Misalnya, orang-orang yang mabuk.

 2.    Publik

Berbeda dengan kerumunan, publik lebih merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi terjadi secara tidak langsung melalui alat-alat komunikasi, seperti pembicaraan pribadi yang berantai, desas-desus, surat kabar, televisi, film, dan sebagainya. Alat penghubung semacam ini lebih memungkinkan suatu publik mempunyai pengikut-pengikut yang lebih luas dan lebih besar. Akan tetapi, karena jumlahnya yang sangat besar, tidak ada pusat perhatian yang tajam sehingga kesatuan juga tidak ada.Pada publik terdapat ciri-ciri, antara lain adanya minat, tujuan, kegemaran, dan kepentingan yang sama.

Dalam suatu publik, anggotanya dibedakan atas 3 kelompok,

1.      Kelompok vested interest, yaitu kelompok yang merupakan sekumpulan orang-orang yang sudah mempunyai kedudukan-kedudukan tertentu dalam masyarakat dan biasanya bersifat pro, karena ingin mempertahankan keadaan yang sudah ada.

2.      Kelompok new comer, yaitu kelompok yang merupakan sekumpulan orang-orang yang ingin memperjuangkan kepentingan-kepentingan baru dan ingin pula berusaha merebut suatu kedudukan dalam masyarakat, oleh karenanya kelompok ini sifatnya kontra. Kedua kelompok di atas disebut kelompok-kelompok kepentingan atau interest group.

3.      Kelompok yang pasif, yaitu kelompok yang merupakan sekumpulan orang-orang yang hanya mempunyai minat saja, akan tetapi belum menentukan pendiriannya terhadap suatu persoalan. Dalam publik kelompok inilah merupakan kelompok yang terbesar dan dapat menentukan pendapat terakhir daripada publik, sehingga kelompok ini bertindak sebagai wasit. Oleh karena itulah, kedua kelompok yang telah disebut terdahulu berusaha untuk memengaruhi kelompok ini dengan berbagai cara misalnya dengan cara menggunakan propaganda atau penerangan yang bersifat berat sebelah.

Dalam suatu publik, persoalan-persoalan yang mengakibatkan adanya pro dan kontra tidak hanya didasarkan pada hal-hal yang emosional saja seperti pada kerumunan, melainkan lebih cenderung pada hal-hal yang bersifat rasional. Jadi, pendapat publik ini merupakan beberapa pendapat yang berlainan kemudian dikompromikan. Sehingga semua perdebatan yang terdapat pada suatu publik bertujuan, untuk mencapai suatu pendapat umum dan disebut dengan istilah public opinion, dan public opinion dapat tercapai dalam suasana yang demokratis, sehingga tercapai suatu kompromi di antara anggota-anggota publik.

 

4.        Massa

Massa merupakan kumpulan orang banyak yang mempunyai kehendak atau pandangan yang sama, tapi tidak berkerumun pada suatu tempat tertentu dan mengikuti kejadian dan peristiwa yang penting dengan alat-alat komunikasi modern seperti halnya publik.

Menurut Leopold Von Wiese, massa dibedakan antara:

1.      Massa yang konkret.

2.      Massa yang abstrak.

Massa disebut massa yang konkret apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Adanya ikatan batin, karena adanya persamaan kehendak dan pandangan.

2.      Adanya persamaan norma-norma, karena orang-orang yang tergabung
dalam massa yang konkret ini mempunyai peraturan dan kebiasaan sendiri. Misalnya: massa parpol.

3.      Mempunyai struktur yang jelas. Seperti halnya massa parpol dengan sendirinya, maka sudah terbentuk struktur organisasi yang jelas sehingga mcngenal pimpinan dan pembagian kerja.

4.      Mempunyai potensi yang dinamis, sehingga dapat menimbulkan gerakan massa. Misalnya: gerakan buruh, gerakan pemuda.

Sebaliknya, massa yang abstrak adalah sekadar kumpulan manusia belum diikat oleh kesatuan norma, kesatuan emosional, dan sebagainya meskipun mereka telah menjadi satu karena adanya dorongan massa yang abstrak merupakan embrio dari massa yang konkret akan tetapi tidak setamanya demikian tergantung dari situasi dan kondisi di mana massa itu terbentuk bisa juga massa abstrak itu kemudian bubar. Demikian juga halnya dengan massa yang konkret, dalam perkembangannya selalu mengalami kegagalan-kegagalan, sehingga anggotanya menjadi putus asa, dan tidak bersemangat lagi untuk berjuang dan akhirnya massa tersebut bubar.

 

Referensi

Bondet Wrahatnala. 2009. Sosiologi Kelas XI SMA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kun Maryati, Juju Suryawati. 2016. Sosiologi Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Rufikasi, Candra Lia. 2016. Buku Siswa Sosiologi Peminatan Ilmu Sosial untuk SMA/MA XI. Surakarta: Mediatama.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-RAHAYU_GININTASASI/KELOMPOK_SOSIAL.pdf

Minggu, 16 Agustus 2020

INDONESIA RAYA

 

MEMELIHARA KEBERMAKNAAN PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI ERA PEMBELAJARAN DARING

 ================================================================


Pasca  PSBB masyarakat dihadapkan pada banyak kondisi atau hal-hal baru (new normal) berbagai bidang. Begitu juga pada bidang pendidikan terutama pada proses pembelajaran di sekolah. Banyak aspek yang menjadi tiba-tiba baru dan berusaha selalu sesuai dengan protokoler kesehatan yang telah di tetapkan di memutus mata rantai penularan CoVid 19. Mulai dari munculnya istilah Social distancing yang memaksa para insan pendidikan mulai merancang manajemen pendidikan yang efektif dalam online learning (daring).

Pembelajaran tetap diusahakan berjalan meski dengan berbagai macam masalah di lapangan. Masalah yang tidak terhindarkan antara lain (1) tidak adanya perangkat yang mendukung (android), (2) alat internet yang tidak merata berupa sinyal atau jaringan,  (3) gagap teknologi, (4) adanya ketidakpahaman dalam merancang pembelajaran jarak jauh dan (5)  proses belajar siswa yang tidak terpantau.

Dari berbagai macam tantangan dari masalah di atas, perlu disikapi dengan bentuk keterbukaan pikiran seorang guru agar mampu menyusun desain pembelajaran yang menyenangkan agar siswa dapat mengikuti pembelajaran dalam era new normal. Desain pembelajaran setiap mata pelajaran tentu memiliki ke-khas-an masing-masaing untuk mencapai tujuan pembelajarannya Sosiologi merupakan salah satu mata pelajaran wajib dalam bidang ilmu sosial di Sekolah Menengah Atas. Sosiologi sebagai ilmu sosial yang mempelajari masyarakat beserta gejala-gejala sosialnya juga memerlukan metode pembelajaran yang menarik. di samping itu sosiologi juga merupakan ilmu yang bersifat abstrak dan kebanyakan berisi hafalan-hafalan. Sehingga proses  pembelajaran Sosiologi akan lebih bermakna dan tidak terlihat monoton apabila menggunakan metode atau cara yang menyenangkan dan  melibatkan peserta didik dalam berfikir secara langsung dalam pembelajaran sehingga peserta didik merasa senang atau mudah mendalami materi yang disampaikan dalam pembelajaran.

Manajemen desain pembelajaran yang terintegrasi dan kontektual tentu diharapkan dapat dimunculkan sebagai pembelajaran yang efektif dan menyenangkan dalam pembelajaran sosiologi. Keberhasilan kegiatan belajar-mengajar mata pelajaran sosiologi sangat dipengaruhi banyak faktor, yaitu : profesionalitas guru sebagai pendidik, minat belajar peserta didik, alat penujang proses pembelajaran, metode pembelajaran, dan media pembelajaran yang dipakai. Dengan menjadi aktor utama maka guru dalam masa new normal  perlu ulang memperhatikan tujuan dalam desain pembelajaran agar tingkat keberhasilan dan  kebermaknaan pembelajaran tercapai. Desain pembelajaran hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut : 

1. Desain yang mendorong siswa agar mampu mengkontruksi pengetahuan baru dil lingkungan masyarakatnya 
2. Desain yang mampu mendorong siswa mendapatkan dan mengolah informasi baru 
3. Desain yang mampu menciptakan kemampuan menyampaikan informasi dalam ide, gagasan dan argumentasi
4.  Desain yang mampu membangun keterampilan berpartisipasi dalam kelompok, mengasah jiwa sosial agar mampu beradaptasi dengan kondisi sosialnya . 

            Desain pembelajaran dengan berfokus pada pengalaman siswa yang kontekstual dalam keseharian di masyarakatnya akan menghadirkan pembelajaran yang menjaga kebermaknaan dari ilmu sosiologi itu sendiri. Aktivitas belajar mendorong siswa untuk mengembangkan beberapa keterampilan berfikir dari setiap kemampuan yang hendak dicapai secara bersamaan. kemampuan mengamatii, menganalisis, menginterpretasikan hingga menerapkan hasil pengetahuan yang diperoleh. Melalui hal ini diharapkan integrasi sebuah pembelajaran dimana siswa diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara mendalam tidak hanya berfokus pada satu hal dasar saja contoh belajar dengan investigasi kasus atau masalah sosial yang ada di masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.

Belajar bermakna merupakan teori belajar yang dikemukakan oleh David Ausubel, yakni suatu proses dimana informasi baru dihubungkan dengan struktur pengertian yang sudah dipunyai seseorang yang sedang belajar. Menurut Ausubel belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengaitkan informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Meliputi fakta, konsep, dan generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa

Dalam menyusun rencana pembelajaran jarak jauh dengan desain pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna pada mata pelajaran sosiologi ada tiga hal yaitu tujuan pembelajaran langkah-langkah pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Tujuan tujuan pembelajaran mengarah pada kompetensi dasar serta jelas. Jelas maksudnya apabila hasil belajar bisa teramati secara konkrit dan mencerminkan keterampilan khas  mata pelajaran. Pada langkah-langkah kegiatan secara logis keseluruhan artinya dapat diikuti dan dimengerti oleh siswa. Desain penilaian juga menjadi hal penting dalam perencanaan di mana proses evaluasi (alat dan cara) penilaian hendaknya juga bisa mengungkap kemampuan yang menjadi tujuan pembelajaran

Media pembelajaran yang berbeda sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas kebermaknaan proses  pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Dalam PJJ hari ini muncul banyak media pembelajaran yang mendukung aktivitas pembelajaran daring seperti blog, whatapp, google class room, youtube, dan banyak lainnya.Memilih media pembelajaran yang tepat adalah kunci utama keberhasilan pembelajaran daring. Media pembelajaran diharapkan mampu menjadi perpanjangan tangan guru untuk menyentuh siswa sehingga perlu dipertimbangkan tujuan penggunaan media, agar mampu meningkatkan keterlibatan siswa, menumbuhkan semangat dan mendorong motivasi dengan tujuan akhir pembelajaran daring yang menyenangkan. Metode dan media yang dapat mengembangkan keaktifan, minat, kemandirian, tanggung jawab dan sifat gotong royong dan tentunya menggunakan metode yang melibatkan peserta didik secara aktif atau pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student Centered). Pembelajaran Discovery Learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat menunjang peserta didik dalam pembelajaran yang bermakna dengan memberikan kemudahan bagi peserta didik untuk menemukan dan memahami konsep-konsep yang dianggap sulit. Peserta didik dapat saling mencari informasi dan mendiskusikan masalah yang dihadapi dengan temannya. Kondisi belajar yang kondusif mendukung peserta didik untuk belajar secara masimal dan mengembangkan potensi yang ada di dalam diri peserta didik.

 Dengan demikian untuk memelihara kebermaknaan pembelajaran sosiologi, perlu adanya perbaharuan terus menerus dalam proses pembelajaran. Seiring gelombang pandemi covid 19 yang masih berjalan menjadi faktor pendorong percepatan perkembangan sistem pembelajaran yang bermakna ini dalam perjalanan menuju revolusi 4.0 yang diidamkan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat global.  Di mana Insan pendidikan dan masyarakat harus siap memanfaatkan teknologi tanpa menyampingkan makna pembelajaran yang optimal dan menumbuhkan sikap Merdeka belajar . 

Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 75 jayalah selalu mulialah selalu.