Rabu, 15 Juli 2020

BAB I PEMBENTUKAN KELOMPOK SOSIAL (PERTEMUAN 1)

1. Dasar Dasar Pembentukan Kelompok Sosial

Sebagai makhluk sosial, setiap manusia memiliki kesadaran untuk berinteraksi berhubungan dengan orang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara tidak langsung manusia akan membentuk kelompok kelompok sosial dalam kehidupan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Kelompok sosial merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena sebagian besar kehidupan dan kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Bukti pentingnya kelompok sosial dalam kehidupan manusia adalah bahwa sejak dilahirkan hingga saat ini, kita telah menjadi anggota dari berbagai macam kelompok sosial yang memiliki tahapan tersendiri. Bermula dari tahapan pertama, saat kita dilahirkan dan dibesarkan dalam suatu kelompok yang dinamakan keluarga. Kelahiran kita dalam kelompok keluarga serta menandai keanggotaan dalam keompok lain, diantaranya suatu agama, anggota suatu ras, warga desa maupun kota hingga warga negara Indonesia.

Seiring meluasnya interaksi, kita memasuki keanggotaan kelompok teman bermain (peer group). Tahap berikutnya saat kita memasuki usia sekolah yang diwajibkan menaati berbagai aturan dan tata tertib formal di sekolah. Pada saat bersamaan kita mungkin bergabung pula dalam organisasi organisasi sekolah misalnya OSIS, Pramuka, PMR, dan sebagainya. Setelah meinggalkan bangku sekolah, mungkin kita akan bergabung dengan banyak kelompok lain seperti mahasiswa perguruan tinggi, kelompok ekonomi (karyawan perusahaan), kelompok politik (anggota partai politik), kelompok keagamaan (pengajian), maupun kelompok sosial lain (organisasi kepemudaan, Lembaga Swadaya Masyarakat, komunitas hobi, arisan ataupun perkumpulan warga setempat).


A. Hakikat Kelompok Sosial

Dinamika kehidupan masyarakat menimbulkan adanya kelompok kelompok sebagai kesatuan hidup bermasyarakat, sehingga perlu memahami berbagai hal mengenai kelompok sosial.

Pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat/bersilaturahmi dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Naluri ini muncul karena dalam diri manusia ada kecenderungan untuk :

1)        Bergaul dengan orang lain

2)        Menjalin ikatan persahabatan

3)        Membantu suatu kelompok sosial

Kelompok kelompok sosial dalam masyarakat terbentuk karena adanya dua hasrat atau kepentingan pokok bagi kehidupannya, yaitu:

1)        Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya

2)        Keinginan untuk menjadi satu dengan lingkungan alamnya

Selain kepentingan pokok diatas terdapat beberapa hasrat lain dalam diri manusia, antara lain sebagai berikut :

1)        Hasrat sosial, yaitu hasrat manusia untuk menghubungkan dirinya dengan individu atau kelompok lain

2)        Hasrat bergaul, yaitu hasrat untuk bergaul atau bergabung dengan orang orang maupun kelompok lain

3)        Hasrat memberitahukan, yaitu hasrat manusia untuk menyampaikan perasaannya kepada orang lain.

4)        Hasrat meniru, yaitu hasrat manusia untuk meniru suatu gejala, baik secara diam-diam maupun terang-terangan, baik untuk sebagian ataupun keseluruhan.

5)        Hasrat berjuang, yaitu hasrat manusia untuk mengalahkan lawanatau berjuang untuk mempertahankan hidupnya.

6)        Hasrat bersatu, yaitu hasrat manusia untuk bersatu denganlainnya agar tercipta kekuatan bersama, mengingat adanya kenyataan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah.

Keterikatan dan ketergantungan antara manusia satu dengan yang lain mendorong manusia untuk membentuk kelompok masyarakat yang disebut kelompok sosial atau sosial group.

Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian kelompok sosial sebagai berikut :

1)        Soerjono Soekanto

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling memengaruhi.

2)        Paul B.Horton

Horton menjelaskan bahwa kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

3)        Joseph S. Roucek dan Roland L. Warren

Kedua ahli sosiologi ini mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok yang terdiri atas dua atau lebih manusia dan di antara mereka terdapat beberapa pola interaksi yang dapat dipahami oleh anggota atau orang lain secara keseluruhan.

4)        Mayor Polak

Polak mengartikan kelompok sosial sebagai sejumlah orang yang satu sama lain memiliki hubungan sebagai sebuah struktur untuk memenuhi kepentingan bersama.

5)        George Homans

Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang melakukan kegiatan, interaksi, dan memiliki perasaan untuk membuat sesuatu keseluruhan yang terorganisir dan berhubungan secara timbal balik.

 

6)        Robert K. Merton

Diambil dari buku yang ditulis oleh Kamanto Sunarto, kelompok sosial menurut Merton adalah merupakan sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah mapan.

7)        Bierstedt

Bierstedt mendefinisikan kelompok sosial sebagai kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis, berhubungan satu dengan yang lain, tetapi tidak terikat dalam ikatan organisasi.

8)        Mac Iver Dan Charles H.Page

Menurut Mac Iver Dan Charles H.Page, Kelompok Sosial adalah satu kesatuan atau himpunan manusia yang hidup bersama karena adanya interaksi antara mereka.

Dari definisi para ahli dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial terjadi berdasarkan beberapa hal sebagai berikut :

1)        Terdiri atas dua atau lebih individu.

2)        Individu-individu tersebut memiliki kesamaan.

3)        Adanya saling interaksi (langsung maupun tidak langsung) dan salingmemengaruhi.

4)        Terbentuknya struktur (nilai, norma, peran) yang khas.

5)        Ada tujuan bersama yang hendak dicapai.

Sehingga dapat disimpulkan bahwakelompok sosial adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan dan saling berinteraksi sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kebersamaan dan rasa memiliki.

Sebagai tambahan, McDougall (dalam Sarwono, 2009) menyatakan sejumlah ciri dan peranan mengenai kelompok sosial, yaitu sebagai berikut :

1)        Struktur yang khas dari suatu kelompok tetap ada, walaupun anggotanya berganti-ganti. Anggota kelompok dapat silih berganti datang dan pergi, namun nilai, norma, serta pembagian tugas dalam kelompokakan bertahan sebagaimana adanya.

2)        Pengalaman-pengalaman kelompok direkamdalam ingatan. Setiap anggota biasanya memiliki pengalaman berkesan dalam kehidupan berkelompokatau berhubungan dengan kelompok lain. Pengalaman-pengalaman tersebut, disadari ataupun tidak, memiliki pengaruh terhadap pembentukan dan perubahan kepribadian.

3)        Kelompok mampu merespons secara keseluruhan terhadap rangsangyang tertuju kepada salah satu bagiannya. Ini menunjukkan adanya solidaritas atau kekompakan antaranggota kelompok.

4)        Kelompok menunjukkan adanya dorongan dorongan. Suatu kelompok dalam mendorong anggota anggotanya untuk berperilaku positif maupun negatif.

5)        Kelompok menunjukkan emosi yang bervariasi kelompok para anggota mungkin saja memiliki emosi (perasaan) berbeda terhadap suatu objek yang sama. Meski demikian perbedaan emosi dapat diatasi jika terdapat kepentingan untuk mencapai tujuan kelompok.

6)        Kelompok menunjukkan adanya pertimbangan pertimbangan kolektif (bersama). Ketika hendak mengambil keputasan menangkut kepentingan kelompok, lazimnya akan didahului oleh perundingan untuk mencapai kesepakatan yang dapat diterima sebagian besar anggota. Selain itu, individu yang menjadi anggota dari suatu kelommpoik sosial biasanya selalu mempertimbangkan kelompokmya sebelum bersikap atau berperilaku.

B. Syarat Dan Ciri Kelompok Sosial

Robert K. Merton menyebutkan tiga kriteria suatu kelompok, antara lain :

1)        Memiliki pola interaksi

2)        Pihak yang berinteraksi mendefinisikan dirinya sebagai anggota kelompok, dan

3)        Pihak yang berinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota kelompok

Sumber : http://harian.analisadaily.com/sekolahku/news /pentingnya-memilih-peminatan-yang-tepat/ 387015/2017/07/29

Interaksi dalam kegiatan diskusi kelas

Kelompok berbeda dengan kerumunan dan publik. Kerumunan terjadi apabila sejumlah orang berada di satu tempat karena suatu yang menarik perhatian bersama. Kerumunan bukanlah suatu kelompok yang terorganisasi. Interaksi di dalamnya bersifat spontan dan tidak terduga. Publik juga merupakan kumpulan manusia yang memiliki perhatian pada hal yang sama. Namun, publik tidak berkumpul pada satu tempat. Interaksi pada publik bersifat tidak langsung, yaitu melalui saluran komunikasi (surat kabar, radio, TV, dan film).

Adapun ciri-ciri kelompok sosial adalah sebagai berikut :

1)        Kelompok sosial adalah satu kesatuan yang nyata, dapat dikenal, dan dapat dibedakan kelompok sosialnya.

2)        Tiap anggota kelompok sosial merasa memiliki kepentingan yang sama dan mempertahankan nilai-nilai hidup yang sama.

3)        Tiap kelompok sosial memiliki struktur sosial karena terdiri dari individu yang saling terkait satu sama lain berdasar status dan perannya.

4)        Tiap anggota kelompok sosial memiliki peran-peran yang berbeda

5)        Tiap kelompok sosial memiliki norma-norma kelakuan yang mengatur peran anggota.

Selain itu terdapat beberapa ciri lain dari kelompok sosial yaitu :

1)        Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain

2)        Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.

3)        Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing

4)        Adanya peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.

5)        Berlangsungnya suatu kepentingan.

6)        Adanya pergerakan yang dinamik.

Robert Bierstedt menggunakan tiga kriteria untuk membedakan jenis kelompok, yaitu ada tidaknya organisasi, hubungan sosial di antara anggota kelompok, dan kesadaran jenis.

Beberapa puluh tahun lampau beberapa sosiolog di antaranya Albion W. Small (1905) memberikan suatu konsep bahwa tidak ada perbedaan antara keluarga batih, kelas sosial, kerumunan, dan seterusnya. Namun, konsep sosial tersebut sifatnya sangat abstrak dan tidak memperhatikan perbedaan-perbedaan internal yang mungkin ada.

Tidak selamanya sekumpulan orang-orang dapat dikatakan sebagai kelompok sosial. Kelompok sosial harus memiliki ciri-ciri yang menjadi kriteria kelompok tersebut. Suatu kelompok sosial harus dibedakan dari bentuk-bentuk kehidupan bersama lainnya seperti kelas. Pengelompokan manusia ke dalam wadah-wadah tertentu yang merupakan bentuk-bentuk kehidupan bersama, seharusnya dilandaskan pada kriteria tertentu. Tanpa kriteria yang mantap sulit untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kelompok ataupun pengaruh kelompok terhadap pembentukan kepribadian individual.

Oleh karena itu, R.M. Mac Iver dan Charles H. Page mengemukakan bahwa suatu kesatuan atau himpunan manusia baru bisa disebut kelompok sosial apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1)        Merupakan kesatuan yang nyata atau ada tidaknya organisasi. Hal ini berarti suatu kelompok sosial merupakan kumpulan manusia yang dapat dikenali atau diketahui pihak lain, biasanya terorganisasi secara formal ataupun informal.

2)        Setiap anggota kelompok sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompoknya. Keanggotaan suatu kelompok sosial dilakukan melalui dua cara, yaitu mengukuhkan diri menjadi anggota kelompok dan dikukuhkan orang lain sebagai anggota kelompok. Gejala yang menunjukkan bahwa setiap anggota kelompok menyadari bahwa ia merupakan bagian dari kelompoknya, adalah :

a)         Adanya sikap imitasi terhadap segala aspek dalam kelompoknya yang dilakukan melalui proses sosialisasi;

b)        Mengidentifikasikan diri terhadap kelompoknya, berarti setiap anggota suatu kelompok cenderung ingin sama dengan orang lain di dalam kelompoknya;

c)         Internalisasi, yaitu suatu sikap dan perilaku seseorang yang menggambarkan pola perilaku suatu kelompok sosial;

d)        Keinginan untuk membela dan mempertahankan kelompoknya

3)        Ada hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi antar anggotanya. Ciri ini cukup menonjol dari suatu kelompok sosial, terutama dalam kelompok sosial kecil yang frekuensi dan intensitas hubungan antaranggota kelompok relatif tinggi dan berlangsung secara akrab karena di antara mereka saling mengenal dengan baik. Hubungan tersebut dilatarbelakangi oleh adanya hasrat dan kebutuhan dari setiap anggota yang dalam pemenuhan nya tidak dapat dilakukan oleh sendiri.

4)        Adanya faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan di antara anggotanya bertambah erat, misalnya, nasib, kepentingan, tujuan, dan ideologi politik yang sama.

5)        Memiliki struktur, aturan-aturan, dan pola perilaku. Hal ini berarti setiap orang atau anggota-anggota dari suatu kelompok mempunyai status sosial tertentu. Setiap status sosial tersebut (baik sederajat maupun tidak sederajat) memiliki keterkaitan yang sangat erat sehingga membentuk suatu struktur. Contohnya, kelompok sosial umumnya terdiri atas tiga lapisan, yaitu lapisan atas, menengah, dan bawah. Lapisan-lapisan tersebut diatur oleh suatu aturan-aturan yang berfungsi sebagai pedoman yang menjelaskan kepada setiap anggota kelompok tentang peranan yang harus dilakukan sesuai dengan statusnya, apa yang menjadi hak dan kewajibannya, dan bagaimana harus bersikap dan bertindak dalam hubungan sosial. Dengan demikian, aturanaturan juga berfungsi sebagai alat kontrol dan pengendalian sosial guna menciptakan keseimbangan hidup dalam kelompok.

Dari hubungan yang berlangsung secara terus-menerus dan mapan akan dihasilkan corak, tata cara bersikap, dan berperilaku tertentu yang kemudian disebut pola perilaku.

Menurut Soerjono Soekanto, himpunan manusia baru dapat dikatakan sebagai kelompok sosial apabila memiliki beberapa persyaratan berikut :

1)        Adanya kesadaran sebagai bagian dari kelompok yang bersangkutan

2)        Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang lain dalam kelompok itu.

3)        Ada suatu faktor pengikat yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok, sehingga hubungan di antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat berupa kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan lain-lain

4)        Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku yang sama

5)        Bersistem dan berproses

Kelompok sosial cenderung tidak bersufat statis, selalu berkembang dan mengalami perubahan baik dalam aktifitas maupun bentuknya.

C. Proses Terbentukknya Kelompok Sosial

Manusia adalah makhluk sosial yang secara kodrati tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dengan kata lain, manusia tidak mampu hidup apabila tidak bersama-sama dengan orang lain. Oleh karena itu, untuk mencapai kodrat kemanusiaannya, manusia harus membentuk dan mengembangkan hubungan sosial dengan manusia lain. Setelah melakukan suatu hubungan atau interaksi, agar manusia dapat bertahan (survive) maka mereka harus membentuk kelompok.

Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni muncul dari keinginan diri sendiri atau secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan yang diinginkan seseorang. Dua faktor utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan kesamaan. Pengelompokan manusia umumnya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, yaitu:

1)        Keyakinan bersama akan perlunya pengelompokan;

2)        Harapan yang dihayati oleh anggota-anggota kelompok;

3)        Ideologi yang mengikat seluruh anggota;

4)        Setiap kelompok sadar bahwa dia merupakan bagian dari kelompoknya;

5)        Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dan lainnya;

6)        Ada suatu faktor yang dimiliki bersama sehingga hubungan antar anggota bertambah erat.

Baron dan  Byrne berpendapat bahwa terdapat beberapa hal yang mempengaruhi proses terbentuknya kelompok sosial antara lain sebagai berikut :

1)        Interaksi, anggota-anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain

2)        Interdependen,  apa yang terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang lain.

3)        Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa minggu, bulan dan tahun).

4)        Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi semua anggota.

5)        Struktur,  fungsi  tiap  anggota  harus  memiliki  beberapa  macam  struktur sehingga mereka memiliki set peran.

6)        Persepsi, anggota harus merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok.

Suatu kelompok sosial dapat terbentuk apabila terdapat sedikitnya dua orang anggota (dyad) yang saling berinteraksi dan memengaruhi. Kemudian triad terdiri dari tiga orang yang saling berinteraksi. Ketika besarnya anggota kelompok meningkat, jumlah kemungkinan hubungan juga meningkat.


Pembentukan kelompok diawali dengan adanya kontak dan komunikasi sosial yang menghasilkan proses sosial dalam interaksi sosial. Kontak sosial adalah usaha atau tindakan dan reaksi pertama, tetapi belum berarti terbentuknya suatu komunikasi yang terus-menerus. Komunikasi merupakan suatu proses interaksi yang menjadikan suatu rangsangan (stimulus) yang memiliki makna tertentu dijawab oleh orang lain sebagai respons, baik secara lisan, tertulis, maupun isyarat atau sikap. Komunikasi menghasilkan interaksi sosial dan proses sosial yang melahirkan kelompok.

Selain itu, kelompok-kelompok manusia juga terbentuk melalui hasil pengalaman praktis, intelektual, dan emosional berikut.

1)        Pengalaman praktis, adalah pengelompokan yang didasarkan pada aktivitas yang dilakukan manusia guna memenuhi hasrat dan keinginannya.

2)        Pengalaman intelektual, adalah pengelompokan yang didasarkan pada keterbatasan akal seseorang sehingga memerlukan bimbingan dan arahan manusia lain.

3)        Pengalaman emosional, adalah pengelompokan yang di dasarkan pada naluri untuk hidup bersama dengan manusia lain.

Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

 

 


a.        Faktor Pembentuk Kelompok Sosial

 

Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab pembentukan kelompok sosial di antaranya sebagai berikut :

1)        Kepentingan yang sama

Adanya kesamaan kepentingan membuat kelompok sosial ini memiliki pemahaman yang sama akan tujuan bersama dan mau bekerja sama demi mencapai kepentingan dan tujuan tersebut.Orang-orang yang memiliki tujuan dan kepentingan yang sama cenderung mendirikan kelompok yang tetap dan teratur. Faktor-faktor lain seperti keturunan, ciri fisik, dan daerah asal dikesampingkan, demi tercapainya tujuan dan kepentingan yang diharapkan.

 

2)        Pertalian darah atau keturunan yang sama

Secara konvensional, ikatan darah atau keturunan yang sama merupakan dasar dan ikatan persaudaraan yang paling kuat. Keberadaan ini dipertahankan melalui perkawinan hingga membentuk suatu ikatan keluarga besar. Oleh karena itu, tidak heran apabila penduduk suatu desa penduduknya mempunyai ikatan keluarga.Kelompok sosial yang terbentuk dengan persamaan keturunan, akan memiliki tujuan yang sama yakni menyambung tali persaudaraan. Dampak positifnya, masing-masing anggotanya secara tidak langsung memiliki komitmen untuk tetap aktif terlibat dalam kelompok sosial ini untuk menjaga agar tali persaudaraan tidak terputus.

3)        Daerah atau wilayah yang sama

Adanya persamaan nasib atau pekerjaan, maka dapat terbentuk kelompok sosial yang mewadahi yang bertujuan meningkatkan taraf hidup maupun kinerja anggotanya. Orang-orang yang tinggal bersama pada suatu daerah cenderung membentuk kelompok sosial yang mantap. Interaksi dapat berlangsung dengan intensitas dan frekuensi yang tinggi berkat dekatnya jarak fisik di antara orang yang satu dan orang lainnya. Dari hasil interaksi umumnya terbentuk kebudayaan yang sama dalam suatu kesatuan kelompok teritorial. Contohnya, kesatuan orang-orang pada suatu rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW). Di daerah perantauan, sering kita temukan kelompok-kelompok sosial yang dibentuk atas dasar kesamaan daerah asal. Munculnya rasa senasib dan seperjuangan di daerah perantauan telah memperkuat ikatan dalam kelompok sosial seperti ini. Contohnya, “Paguyuban Pasundan”, “Persatuan Penduduk Ranah Minang”, dan sebagainya.

4)        Kesamaan ciri fisik

Ciri-ciri badaniah, seperti warna kulit, warna mata, dan rambut merupakan salah satu faktor pendorong pembentukan kelompok. Contohnya, Organisasi buruh kulit hitam di Amerika Serikat, Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Papua.

 

                                                                                                                                

 

DAFTAR PUSTAKA

Damanik, Fritz H.S, 2017. Membentang Fakta Dunia : Sosiologi SMA/MA Kelas XI Kelompok Peminatan IPS. Jakarta : Bailmu

Maryati, Kun& Juju Suryawati. 2017. SOSIOLOGI, Kelompok Peminatan Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar Edisi Revisi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar