Rabu, 15 Juli 2020

BAB 1 . FUNGSI SOSIOLOGI DALAM MENGENALI GEJALA SOSIAL

A.   PENGERTIAN SOSIOLOGI

Secara singkatnya, sosiologi merupakan suatu kajian drama kehidupan sosial manusia terutama tentang tindakan-tindakan manusia, baik tindakan individual, tindakan kelompok, tindakan yang lazim (commonplace) maupun tindakan yang tidak lazim (unusual).

Pengertian sosiologi pertama kali ditemukan oleh Auguste Comte (1798-1857). Menurut Comte, sosiologi berasal dari kata latin socius yang artinya teman atau sesama dan logos yang artinya cerita. Sebagai sebuah ilmu sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat dikontrol oleh umum.

Menurut Para Tokoh

v   Herbert Spencer

Mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tumbuh, bangun, dan kewajiban masyarakat

v  Emile Durkheim

Menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial, yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berpikir dan berperasaan yang ada di luar individu. Fakta-fakta tersebut mempunyai kekuatan untuk mengendalikan individu

v  Max Weber

Mengemukakan bahwa sosiologi mempelajari tindakan-tindakan sosial

v  Pitirim A. Sorokin

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:

1)    Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial. Misalnya: gejala ekonomi, gejala agama, gejala keluarga, dan gejala moral

2)    Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan gejala nonsosial (gejala biologis, geografis

3)    Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala-gejala sosial lainnya

v  Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari tentang struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan sosial

v  Soerdjono Soekanto

Mengatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari masyarakat dalam keseluruhannya dan hubungan-hubungan antara orang-orang dalam masyarakat

 

B. SEJARAH LATAR BELAKANG KELAHIRAN DAN PERKEMBANGAN SOSIOLOGI

1.    Perkembangan Awal

Para pemikir Yunani kuno, terutama Socrates, Plato, dan Aristoteles, beranggapan bahwa masyarakat terbentuk begitu saja. Masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah. Kemakmuran dan krisis dalam masyarakat merupakan masalah yang tidak terelakan.

Anggapan terus dianut semasa abad Abad pertengahan (abad V Masehi sampai akhir abad XIV Masehi). Para pemikir, seperti Agustinus, Avicenna (Ibnu Sina), dan Thomas Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus diterima sebagai bagian dari kehendak ilahi

2.    Abad Pencerahan: rintisan kelahiran sosiologi

Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir abad pencerahan; abad XVII Masehi. Abad itu ditandai oleh beragam penemuan di bidang ilmu pengetahuan. Derasnya perkembangan ilmu pengetahuan membawa pengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan masyarakat. Pandangan itu harus juga berciri imiah. Artinya, perubahan dalam masyarakat harus bisa di jelaskan secara masuk akal (rasional); berpedoman pada akal budi manusia. Caranya dengan menggunakan metode ilmiah.

3.    Abad revolusi: Pemicu lahirnya sosiologi

Perubahan pada abad pencerahan membawa perubahan revolusioner sepanjang abad XVIII Masehi. Perubahan tersebut dikatakan revolusioner karena struktur (tatanan) masyarakat lama dengan cepat berganti dengan struktur yang baru. Revolusi sosial yang paling jelas tampak dalam revolusi Amerika, revolusi Industri dan revolusi Perancis. Ketiga revolusi itu berpengaruh ke seluruh dunia.

Pada revolusi Amerika, koloni inggris di Amerika Utara ini membentuk Negara republik yang demokratis. Pemerintahan jenis ini baru pertama kali muncul saat itu, ketika kebanyakan negara membentuk pemerintahan monarki.

Pada revolusi industri muncul kalangan baru dalam masyarakat, yaitu kaum kapitalis yang memiliki modal untuk membuat usaha, serta kaum bangsawan dan rohaniawan yang sebelumnya lebih berkuasa mulai disaingi kaum kapitalis yang mengendalikan ekonomi. Kemudian muncul kesadaran akan hak asasi manusia dan persamaan semua orang di hadapan hukum yang mengakibatkan terjadinya revolusi Perancis.

Revolusi-revolusi ini menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat. Tatanan yng telah berusia ratusan tahun dalam masyarakat diobrak-abrik dan dijungkirbalikkan. Perubahan ini tidak jarang disertai peperangan, pemberontakan, dan kerusuhan yang membawa kemiskinan dan kekacauan. Karena itulah, para ilmuwan tergugah untuk mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat diketahui sebab akibatnya. Tujuannya agar bencana yang terjadi akibat perubahan dalam masyarakat bisa diantisipasi dan dihindari.

4.    Kelahiran Sosiologi

Pada abad XIX, sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Mereka berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakikat masyarakat berdasarkan tiap tahap peradaban manusia.

Ilmuwan yang sampai sekarang diakui sebagai Bapak Sosiologi adalah August Comte. Dalam bukunya Couts de Philosophie Positive (Filsafat positif), ilmuwan Prancis ini memperkenalkan istilah “Sosiologi” sebagai pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Pendekatan khusus ini sebetulnya metode yang biasa digunakan dalam ilmu alam (sains). Dengan demikian Comte merintis upaya penelitian terhadap masyarakat, yang selama berabad-abad sebelumnya dianggap mustahil

Secara umum, pendekatan yang ditawarkan oleh para ilmuwan sosial di abad XIX cenderung makro. Bagi mereka, perubahan suatu masyarakat dapat diprediksi (diramalkan) dari karakteristik (ciri khas) masyarakat itu secara keseluruhan.

5.    Kelahiran Sosiologi Modern

Memasuki abad XX, gelombang besar imigran berdatangan ke Amerika Utara. Gejala ini berakibat pada pesatnya pertumbuhan penduduk, munculnya kota besar, kriminalitas ataupun kerusuhan khas perkotaan, sampai dengan tuntutan hak pilih bagi wanita dan kaum buruh. Gejolak sosial tersebut membawa perubahan masyarakat yang mencolok. Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan sosial berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala eropa tidak relevan lagi. Di sini mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi sosial ketika itu. Lahirlah sosiologi modern.

Pendekatan ini cenderung mikro, artinya perubahan masyarakat dapat dipelajari dari setiap fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta-fakta sosial itu, dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian dalam sosiologi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar