Jumat, 16 Februari 2024

Rangkuman Koneksi Antar materi - Modul 3.1. Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” 
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best). 
Bob Talbert
 

Ki Hajar Dewantara
 Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Ing Ngarso Sung Tulodo: filosofi ini menegaskan kita bahwa kita sebagai pemimpin pembelajaran hendaknya memberi teladan yang baik dalam pengambilan keputusan.
Ing madyo Mangun Karso filosofi ini menegaskan bahwa dalam mengambil keputusan hendaknya kita mampu memberdayakan dan membangun kerukunan murid
Tut Wuri Handayani filosofi ini menegaskan bahwa sebagai pemimpin dalam pengambil keputusan maka keputusan yang kita ambil hendaknya mampu mendorong kolaborasi dan meningkatkan kinerja murid

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?
Nilai-nilai kebaikan yang sangat mempengaruhi kebijakan kita dalam mengambil keputusan adalah keadilan dan tanggung jawab. Adil berarti menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya sedangkan tanggung jawab berarti mampu menanggung resiko dari keputusan yang telah kita pilih. Nilai ini harus kita tanamkan sejak dini dari budayakan dalam lingkungan sekolah agar kelak murid kita menjadi orang yang bijaksana dalam mengambil keputusan

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambilApakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebutHal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Salah satu tujuan coaching yaitu menggali lebih dalam lagi potensi yang dimiliki oleh guru. Melalui proses coaching akan terjadi pengambilan keputusan yang mengarahkan pada hal-hal positif yang artinya keputusan-keputusan yang diambil berpihak pada murid. Melalui kegiatan coaching pengambilan keputusan yang diambil berasal dari potensi yang dimiliki seseorang. Sehingga keputusan tersebut dapat dipertanggungjawabkan yang nantinya akan mendorong terwujudnya will being dalam ekosistem sekolah.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mampu mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar mampu bijak dalam mengambil dan menguji keputusan. Guru juga harus mampu memiliki kesadaran penuh ketika menghadapi dilema etika. Dengan memiliki kesadaran penuh maka perhatian rasa ingin tahu dan kebaikan akan mempengaruhi keputusan guru dalam menciptakan willbeing ekosistem ( kesejahteraan psikologis)

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Nilai-nilai yang dianut oleh pendidik seperti keadilan kemanusiaan tanggung jawab kejujuran dan lain-lain akan sangat mempengaruhi pendidik tersebut dalam mengambil suatu keputusan baik berupa dilema etika maupun bujukan moral karena nilai ini akan menjadi dasar seorang pendidik dalam mempertimbangkan benturan nilai yang muncul dalam kasus dilema etika dan rujukan moral yang mana nilai yang harus dipertegas dikuatkan atau mungkin dikalahkan

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Lingkungan yang positif kondusif aman dan nyaman adalah lingkungan yang membangun persepsi bahwa setiap orang memiliki potensi yang berbeda-beda dan orang lain adalah mitra bukan saingan. Tugas pendidik adalah membantu anak-anak menemukan jati diri dan mengembangkan potensinya. Persepsi tersebut akan mendorong kentalnya kolaborasi antar murid guru maupun orang tua. Lingkungan tersebut akan tercipta dari budaya positif. Budaya positif akan terbentuk dari kesepakatan dan sinergi tas para pelaku lingkungan dalam menyepakati tindakan positif. Dalam kesepakatan inilah dibutuhkan suatu keterampilan dalam pengambilan keputusan yang tepat berdasarkan nilai-nilai kebajikan.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Tantangan itu muncul ketika tidak ada komunikasi dan keterbukaan dalam lingkungan. Ada kasus pengambilan keputusan dari suatu masalah dilema etika dibutuhkan suatu kejadian dalam menganalisanya. Akankah penggunaan prinsip and best thinking rule best thinking atau care best thinking dalam penyelesaiannya

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Agar dapat memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda kita harus mengetahui kesiapan minat dan profil belajar murid. Dengan memahami ketiganya kita akan mampu menyusun pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu pembelajaran berdiferensiasi baik dari sisi konten proses maupun produk. Dengan mewujudkan pembelajaran yang demikian maka murid akan semakin merdeka dalam belajarnya

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran kita harus lebih hati-hati dalam mengambil keputusan karena keputusan yang kita ambil akan terkait secara terus-menerus dan berdampak pada kehidupan.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Sebagai seorang pendidik harus mampu mengenali peran diri kita agar mampu memahami dan menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara dalam pembelajaran kita. Kita juga harus mampu memahami kebutuhan pelajar murid kita yang beragam dan mampu untuk mengelola sosial dan emosional murid kita. Pemahaman tersebut dapat kita eksplorasi menggunakan prinsip coaching atau supervisi akademik. Dengan demikian akan muncul keputusan yang mampu menciptakan budaya positif demi terwujudnya visi sekolah yang berpihak pada murid.

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?
Pemahaman saya tentang modul ini adalah tentang menerapkan empat paradigma 3 prinsip dan sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan. Di mana pemahaman tersebut saya gunakan untuk mengidentifikasi masalah yang muncul untuk memetakan mana yang benar vs benar atau dilema etika atau benar vs salah atau bujukan moral. Hal di luar dugaan yang saya dapatkan dalam modul ini adalah ketika kita menghadapi kasus dilema etika maka kita perlu memunculkan opsi trilema agar muncul solusi kreatif yang bisa diterima oleh semua pihak.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Ya Saya pernah misalnya ketika ada murid yang tidak mengerjakan PR menurut kesepakatan kelas anak anak yang tidak mengerjakan PR harus menerima hukuman. Namun ada satu anak yang tidak mengerjakan PR setelah saya telusuri anak tersebut tinggal bersama neneknya sehingga tidak ada yang membantu belajar ketika itu saya Dilema di satu sisi saya harus menegakkan aturan agar tumbuh rasa percaya diri dari peserta didik di sisi lain Saya kasihan terhadap anak tersebut karena setiap hari dihukum. Akhirnya saya minta anak-anak untuk membentuk kelompok belajar di rumah. Setelah mempelajari modul ini saya mengerti bahwa Dilema etika tidak bisa dihindari dan kadang kala kita harus memunculkan opsi triema agar solusi terbaik bagi semua
  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?
Sebelum mempelajari modul ini saya cenderung menyelesaikan masalah menggunakan prinsip end based thinking yaitu saya melakukan itu karena terbaik untuk Kebanyakan orang ataupun rule base thinking yaitu berpusat pada tugas dan aturan yang ada.
Setelah mempelajari modul 3.1 saya lebih banyak mengolah rasa empati saya untuk memutuskan sesuatu menggunakan rasa Peduli care based thinking

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sebagai individu modul ini sangat penting bagi saya karena modul ini membuat saya Mengerti bagaimana langkah-langkah yang harus saya terapkan dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan masalah-masalah pribadi sebagai pemimpin modul ini juga sangat penting karena keputusan yang diambil menyangkut kepentingan orang banyak sehingga harus dianalisis dan diputuskan menggunakan langkah yang tepat